Jumat, 27 Mei 2011

Celoteh Sang Sabar

Sabar adalah topeng yang bisa dijual
Dijual dengan selimut ikhlas dan memaafkan

Katanya, orang sabar dapat menekan amarah yang menggelora 
Menepis gemuruh dada yang juga mendidih
Melihat dengan muka datar walaupun sudah merah padam...

Apa yang kau keluhkan tentang hidup ?
Sabar nak.. urip kuwi mung mampir ngombe
(kata si mbah demikian)
Apa yang harus disabarkan ? Keadaan ? 
Kondisi diri ? Takdir ? Atau Penyesalan ?

Aku sudah sabar.. Demikian kata banyak orang, tak terkecuali saya

Coba saja jika dulu saya tak ketemu dia !
Coba saja jika dulu saya tak membuka hati ini untuknya !
Coba saja jika dulu saya tak bekerja di tempat itu !
Coba saja jika dulu saya ini dan itu..
Coba saja..
Andaikan saja...

Ternyata... Untuk menerima apa pun itu yang hadir dalam kehidupan, harus secara sabar
Baik yang sedang menyapa, yang meninggikan atau yang menjatuhkan.
Pikiran kita berperan untuk segera menolaknya, menghancurkannya atau juga mengolahnya..

Saya sabar... selama ini saya sudah sabar !
Ya Tuhan.. kok belum juga ada perubahan juga ?
Saya sabar.. selama ini saya sabar.. kapan semua terwujud ? (??) pantaskah hati menghakimi dan menuntut Tuhan ? sementara masih ada rencana lainnya yang belum kita ketahui hikmahnya ?.)

Ternyata.. Sabar tidak sama dengan menyabar - nyabarkan diri,
sabar bukan menerima tanpa upaya apa pun yang menghampiri diri.

Sabar adalah menyadari semua, apa pun juga itu !
yang sedang hinggap, dengan tanpa penilaian. Kemudian melakukan tanpa penyesalan atau bayangan masa lalu, untuk mengolah saat ini, sekarang, the present, dengan sebaik dan semaksimal mungkin.

Masa depan tidak terletak jauh di depan sana..
masa depan ada pada tindakan saat ini, sekarang, the present, dengan sebaik dan semaksimal mungkin.

Sabar bukan menerima apa adanya
namun melakukan apa yang ada menjadi apa pun juga..

(*catatan disudut ruangan : teruntuk kau yang jauh di sana dan dekat di hati. Sabar, ikhlas dan memaafkan ini untukmu. Especially for you.. untuk segala lembaran kita, dulu.. 
Seperti ucapmu terakhir, IKHLAS ! yaaa.. saya telah mengikhlaskan segalaanyaa.. :) )

Tidak ada komentar: